1

INDUSTRIAL DESIGN DALAM PERANCANGAN PRODUK

Alasan digunakannya analisis industrial design dalam perancangan produk yaitu rancangan industrial (industrial design) untuk memenuhi kebutuhan pasar (demand pull) atau dilatar-belakangi oleh adanya dorongan memanfaatkan inovasi teknologi (market push). Rancangan teknik (engineering design) dari sebuah produk akan terkait dengan semua analisis perhitungan yang menyangkut pemilihan dan perhitungan kekuatan material, dimensi geometris, toleransi dan standard kualitas yang harus dicapai, dan sebagainya; yang kesemuanya akan sangat menentukan derajat kualitas dan reliabilitas produk untuk memenuhi tuntutan fungsi-fungsi serta spesifikasi teknis yang diharapkan. Disisi lain rancangan industrial (industrial design) akan sangat berpengaruh signifikan terutama didalam memberikan “sense of attractiveness”, estetika keindahan dan nilai komersial dari sebuah rancangan produk. Disisi lain rancangan industrial juga akan memberikan sentuhan-sentuhan kenyamanan dan kelaikan operasional (derajat kualitas ke-ergonomis-an) dari sebuah produk.

Rancangan teknik/rekayasa (engineering design) dari sebuah produk akan terkait dengan semua analisis dan evaluasi yang terutama menyangkut teknologi produk seperti pemilihan serta perhitungan kekuatan material, bentuk, dimensi geometris, toleransi, dan standard kualitas yang harus dicapai. Semua analisa perhitungan yang dilakukan tersebut akan sangat menentukan derajat kualitas dan reliabilitas produk guna memenuhi tuntutan fungsi dan spesifikasi teknis(core component) yang diharapkan. Disisi lain rancangan industrial (industrial design) akan sangat berpengaruh secara signifikan didalam memberikan “sense of attractiveness”, estetika keindahan, serta berbagai macam pertimbangan yang terkait dengan teknologi proses guna menghasilkan efisiensi ongkos produksi yang berdaya saing tinggi. Rancangan industrial dari sebuah produk terutama sekali akan difokuskan pada komponen kemasan (packaging component) seperti kualitas & reliabilitas, model/style, harga produk, pembungkus/kemasan (packaging), merk dagang (brand name); dan komponen pelayanan penunjang(supporting services component) seperti pelayanan purna jual (after sales services), warranty, ketersediaan suku cadang, perbaikan & perawatan, dan sebagainya. Disisi lain rancangan industrial juga akan memberikan sentuhan-sentuhan ergonomis yang berkaitan dengan keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kelaikan operasional dari sebuah produk.

Cara penilaian kebutuhan industrial design dalam suatu proses perancangan bisa dilihat dari variabel-variabel data yang berkaitan dengan karakteristik manusia pengguna produk tersebut apakah sudah dimasukkan sebagai bahan pertimbangan. melalui pemanfaatan data anthropometri (ukuran tubuh) guna menetapkan dimensi ukuran geometris dari produk dan juga bentuk-bentuk tertentu dari produk yang disesuaikan dengan ukuran maupun bentuk (feature) tubuh manusia pemakainya. Data anthropometri yang menyajikan informasi mengenai ukuran maupun bentuk dari berbagai anggota tubuh manusia yang dibedakan berdasarkan usia, jenis kelamin, suku-bangsa (etnis), posisi tubuh pada saat bekerja, dan sebagainya serta diklasifikasikan dalam segmen populasi pemakai (presentile) perlu diakomodasikan dalam penetapan dimensi ukuran produk yang akan dirancang guna menghasilkan kualitas rancangan yang “tailor made” dan memenuhi persyaratan “fittnes for use”



0

MENGENAL CNC

Awal mula lahirnya mesin CNC dimulai tahun 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut teknologi Massachusetts, atas nama angkatan udara amerika serikat. Semula proyek tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semulanya perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan yang mampu dan mempunya keberanian dalam memplopori investasi dalam teknologi ini. Mulailah pada tahun 1975 produksi yang dilakukan dengan mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan tersebut dipacu oleh perkembangan microprocessor yang membuat unit pengendali lebih kecil sehingga volume unit penggendali dapat lebih ringkas dengan fungsi yang sama.

Perkembangan mesin CNC di indonesia didasarkan karena peranan penting mesin CNC dalam industry manufaktur yang disebabkan tinggi permintaan akan produk yang memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi, dengan mesin CNC pembuatan produk dengan skala besar akan lebih membuat efisiensi waktu yang tinggi.

Bahasa pemrograman mesin CNC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemrograman manual dan juga pemrograman otomatis.
  1. Pemrograman manual Pemrograman dengan cara manual adalah pemrogaman dengan cara memasukan data ke mesin dengan mengetik tombol-tombol masukan data melalui keyboard yang terdapat pada pengendali mesin. 
  2. Pemrograman otomatisPemrograman otomatis adalah pemrograman dengan memasukan data ke mesin melalui perangkat lunak (disket, kaset, dan flashdisk, serta interface 232) melalui kontak layanan kaset yang tersedia pada panel pengendali mesin

Pemrograman ini menggunakan bahasa numerik yang dikenal dengan nama bahasa kode yang telah distandarisasi oleh DIN dan ISO. Kode bahasa yang dimasukan ke mesin dapat berupa kode G, kode M dan kode A.Bahasa pemrograman mesin CNC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pemrograman manual dan juga pemrograman otomatis. 
  1. Pemrograman manual Pemrograman dengan cara manual adalah pemrogaman dengan cara memasukan data ke mesin dengan mengetik tombol-tombol masukan data melalui keyboard yang terdapat pada pengendali mesin. 
  2. Pemrograman otomatisPemrograman otomatis adalah pemrograman dengan memasukan data ke mesin melalui perangkat lunak (disket, kaset, dan flashdisk, serta interface 232) melalui kontak layanan kaset yang tersedia pada panel pengendali mesin 

Pemrograman ini menggunakan bahasa numerik yang dikenal dengan nama bahasa kode yang telah distandarisasi oleh DIN dan ISO. Kode bahasa yang dimasukan ke mesin dapat berupa kode G, kode M dan kode A. 
Kode Fungsi
Fungsi dan kegunaan
a.       Kode Fungsi
G00
Perintah gerakan cepat tanpa penyayatan
G01
Perintah gerakan sayat linear lurus, melintang dan tirus
G02
Gerakan perintah interpolasi melingkar searah jarum jam.
G03
Gerakan perintah interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jam
G04
Perintah waktu tinggal diam.
G21
Perintah pembuatan blok kosong/kantong
G24
Perintah penetapan radius
G25
Perintah pemanggilan program subrutin/subprogram.
G27
Perintah melompat ke nomor blok program
G33
Perintah pemotongan ulir tunggal
G64
Perintah mematikan motor asutan/step motor
G65
Perintah pelayanan disket atau kaset
G66
Perintah pelayanan dengan komputer (external programming system)
G73
Perintah siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G78
Perintah siklus penyayatan ulir
G81
Perintah siklus pengeboran langsung
G82
Perintah siklus pengeboran dengan waktu tinggal diam
G83
Perintah siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G84
Perintah siklus pembubutan memanjang
G85
Perintah siklus pereameran
G86
Perintah siklus pemotongan alur
G88
Perintah siklus pembubutan melintang
G89
Perintah siklus pereameran dengan waktu tinggal diam
G90
Perintah program harga absolut
G91
Perintah program harga inkrimental
G92
Perintah penetapan titik awal absolut
b.       Kode Fungsi M
M00
Perintah berhenti program
M03
Perintah sumbu utama berputar searah jarum jam
M04
Perintah sumbu utama berputar berlawanan arah dengan jarum jam
M05
Perintah sumbu utama berhenti terprogram
M06
a.       Perintah pergantian alat potong dengan cara terprogram
b.       Perhitungan panjang pahat
M17
Perintah kembali ke program utama/akhir subprogram
M30
Perintah program berakhir
M98
Perintah kompensasi kelonggaran secara otomatis
M99
Perintah parameter lingkaran
c.        Kode fungsi A
A00
Salah perintah fungsi G atau M
A01
Salah perintah fungsi G02 atau G03
A02
Harga ordinat X terlalu besar
A03
Salah harga F (harga asutan)
A04
Harga ordinal Z salah
A05
Kurang perintah M30
A06
Jumlah putaran sumbu utama terlalu tinggi untuk pemrograman ulir
A08
Akhir putaran pada perekaman
A09
Program di disket/kaset tidak ditemukan
A10
Program di disket/kaset aktif
A11
Salah memuat disket/kaset
A12
Salah pengecekan
A13
Pengalihan inchi atau mm dengan pelayanan pemuatan
A14
Salah menetapkan satuan dimensi
A15
Salah harga H (tebal penyayatan)
A17
Salah subprogram
 
Copyright © RPPB61294