0

PROSES PRODUKSI WHITE BODY APV YLO-V

Kegiatan utama dari PT Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun 2 adalah memproduksi kendaraan roda empat tipe APV, Futura, dan Wagon R Karimun. Proses-proses dalam memproduksi kendaraan roda empat pada dasarnya dalam PT Suzuki Indomobil Motor melalui beberapa tahapan yang saling berhubungan antara proses yang satu dengan proses selanjutnya. Proses ini saling berurutan dimana setiap proses harus menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga menjadi satu kesatuan produk yang siap pakai dan mampu bersaing dipasaran. Proses produksi yang dilakukan di welding section yaitu proses pembentukan white body atau kerangka kosong dari sebuah mobil. Proses ini dilakukan pada saat awal bahan baku baik dari inhouse (Pressing) dan Outhouse (vendor lokal & ckd) hingga menjadi produk yang diinginkan yaitu white body. Setiap produksi dalam welding section memiliki kode produksi tersendiri untuk mengetahui jenis mobil yang akan diproduksi. Kode produksi yang digunakan dalam welding section diantaranya yaitu YLO. YL8, YR9, dan Y9J. YLO merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki APV, YL8 merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki ERTIGA, YR9 merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki Karimun Wagon R, dan Y9J merupakan kode produksi yang digunakan untuk mobil Suzuki Carry Futura.

Pada welding section, mobil APV mempunyai kode produksi YLO-V dan YLO-T terbentuk oleh beberapa sub line produksi. Line utama yang digunakan untuk pengelasan disebut main-line dan sub line yang digunakan untuk melakukan sub assembly disebut sub-line. Bagian yang termasuk dalam main line, yaitu frame, under body, main body, dan mekanik. Bagian yang termasuk dalam sub line terdiri atas panel dash, rear floor assy, panel door, side body, cab side, front end, cabin back, panel roof, deck floor, side gate, dan rear gate. 
Gambar Peta Aliran Proses Produksi Welding Section Mobil APV 
Sumber: PT. Suzuki Indomobil Motor
Tahap pertama produksi white body mobil APV YLO-V dalam welding section dimulai dari perintah produksi. PPIC (Planing Production Inventory Control) memberikan rencana produksi kepada bagian produksi untuk melakukan perencanaan produksi atas dasar permintaan pelanggan melalui informasi dari bagian Marketing. 

Tahap kedua yaitu adanya persiapan bahan baku. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi welding section terdapat dua jenis yaitu inhouse (Pressing) dan Outhouse (vendor lokal & ckd). Bahan baku yang berasal dari lokal maupun luar negri tentunya akan melawati tahap pemeriksaan terlebih dahulu.

Tahap ketiga adalah pemeriksaan bahan baku. Bahan baku yang berasal dari in house akan diperiksa oleh pihak pengendalian kualitas bagian pressing dan untuk bahan baku yang berasal dari luar negri akan diperiksa oleh PMC (Production Material Control). Bahan baku yang telah melewati tahap pemeriksaan sudah dinyatakan siap digunakan dalam proses produksi.

Tahap keempat yaitu masuk kedalam proses produksi welding section. Proses produksi bagian welding section melalui proses pengelasan di semua komponen yang akan di sub assy. Pada proses produksi welding dapat terlihat jelas semua aktivitas produksi pembentuk white body yang terdiri dari beberapa lini produksi yaitu main-line dan sub line.

Tahap kelima adalah pemeriksaan hasil dari proses produksi. Proses ini dilakukan oleh pihak pengendalian kualitas untuk mengetahui adanya kecacatan pada proses produksi untuk setiap sub line. Kecacatan yang terjadi dalam proses produksi akan mendapatkan penanganan sesuai dengan permasalahan yang menimbulkan kecacatan. Komponen pembentuk white body yang mengalami cacat pada lini produksi akan mendapatkan penanganan oleh repair man, dan juga melakukan proses produksi ulang.

Tahap keenam adalah proses perakitan white body pada bagian mekanik. Proses ini dilakukan oleh operator produksi dengan merakit komponen lainnya yang berasal dari sub line mekanik pada white body yang masih kosong. Terdapat beberapa komponen yang harus dipasang dalam proses mekanik ini sehingga akan terbentuk satu kesatuan yang utuh dari white body atau kerangka jadi mobil.

Tahap ketujuh adalah pemeriksaan kembali terhadap hasil dari white body. Pemerikasaan kembali dilakukan oleh pihak pengendalian kualitas untuk mengetahui masih terdapat kecacatan atau tidak. Hasil pemeriksaan yang menunjukkan masih adanya kecacatan pada white body maka akan dilakukan repair atau perbaikan yang dilakukan oleh repair man.

Tahap terakhir dalam proses produksi welding section yaitu membuat laporan produksi yang dilakukan oleh pihak produksi untuk dilaporkan nantinya kepada pihak PPIC. White body yang telah lolos pemeriksaan selanjutnya akan masuk ke proses yang berikunya yaitu painting. Proses pada bagian welding section telah dinyatakan selesai dengan status WB-OK.

Sumber:
PT. Suzuki Indomobil Motor Plant Tambun II
0

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan berasal dari kata entrepreneur dalam bahasa Prancis yang diterjemahkan sebagai “perantara”. Secara lebih luas didefinisikan sebagai proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan memikul resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa seperti moneter dan kepuasan pribadi. Pada abad pertengahan istilah ini digunakan untuk menjelaskan orang-orang yang menangani proyek produksi berskala besar. Kewirausahaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberanian seseorang dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Definisi lainnya, wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi. Dalam kewirausahaan, disepakati adanya tiga jenis perilaku yaitu memulai inisiatif, mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis, dan diterimanya resiko atau kegagalan. Penjelasan dari tiga jenis perilaku wirausahawan antara lain:
  1. Memulai inisiatif, berarti memiliki pola pikir yang luas dan kreatif serta suatu tekad yang bulat ingin berwirausaha. 
  2. Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial atau ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis. Artinya seorang wirausaha harus mampu merubah semua faktor yang mempengaruhi dalam kelangsungan usahanya secara praktis untuk menunjang kelancaran usahanya. 
  3. Diterimanya resiko atau kegagalan, seorang wirausahawan juga harus bisa meenerima segala resiko dalam menjalankan usahanya walaupun merupakan suatu kegagalan dalam usahanya.
Para wirausahawan dunia modern muncul pertama kali di Inggris pada masa revolusi industri akhir abad ke-18. Wirausahawan revolusi inggris menunjukkan kunci penting dalam membangun kepribadian yaitu semangat inovasi. Wirausahawan umumnya memiliki sifat yang sama. Menurut McClelland, wirausahawan memiliki karakteristik seperti berikut ini: 
  1. Keinginan untuk berprestasi, penggerak psikologis utama yang memotivasi wirausahawan adalah kebutuhan untuk berprestasi. 
  2. Keinginan untuk bertanggung jawab, wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan. 
  3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah, wirausahawan menetapkan tujuan-tujuan yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi. 
  4. Persepsi kepada kemungkinan berhasil, keyakinan pada kemampuan untuk mencapai suatu keberhasilan adalah kualitas kepribadian wirausahawan yang penting. 
  5. Rangsangan oleh umpan balik, wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan. 
  6. Aktivitas energik, wirausahawan menunjukkan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang. 
  7. Orientasi ke masa depan, wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan.
  8. Keterampilan dalam pengorganisasian, wirausahawan menujukkan ketrampilan dalam mengorganisasi kerja dan orang-orang dalam mencapai tujuan. 
  9. Sikap terhadap uang, keuntungan finansial merupakan nomor dua dibandingkan prestasi kerja mereka.
Peluang usaha baru akan mendatangkan berbagai jenis resiko. Mereka yang ingin memulai bisnis baru bisa menilai tingkat n Ach mereka. Karakteristik wirausahawan sukses dengan n Ach tinggi akan memberikan pedoman bagi analisa diri sendiri. Berikut ini adalah karateristiknya: 
  1. Kemampuan inovatif 
  2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) 
  3. Keinginan untuk berprestasi 
  4. Kemampuan perencanaan realistis 
  5. Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan 
  6. Obyektivitas 
  7. Tanggung jawab pribadi 
  8. Kemampuan beradaptasi 
  9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator
McClelland mengemukakan tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian tujuan ekonomi. Kebutuhan yang pertama adalah kebutuhan untuk berprestasi (n Ach) yaitu motivasi untuk berprestasi, karena itu karyawan akan berusaha mencapai prestasi tertingginya, pencapaian tujuan tersebut bersifat realistis tetapi menantang, dan kemajuan dalam pekerjaan. Kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan untuk berafiliasi (n Afill) yaitu kebutuhan untuk berhubungan hangat dan bersahabat dengan orang lain. Kebutuhan yang ketiga yaitu kebutuhan untuk berkuasa (n Pow) yaitu kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain.

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientasi eksternal. Para wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan baru tersebut adalah sebagai berikut: 
  1. Konsumen. Wirausahawan selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen, Sebagai contoh konsumen merupakan orang yang menggunakan produk celana jeans. 
  2. Perusahaan yang sudah ada. PT. X memproduksi celana jeans terlebih dahulu, sehingga wirausahawan harus memperhatikan dan mengevaluasi produk tersebut. 
  3. Saluran distribusi. Sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. Saluran distribusi di sini seperti toko-toko sebagai distributor atau yang menjual secara langsung produk celana jeans tersebut. 
  4. Pemerintah. Pemerintah merupakan sumber pengembangan gagasan baru dengan memberikan hak paten dan juga peraturan-peraturan. 
  5. Penelitian dan pengembangan. Hal ini sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada.
Pada awal pertumbuhan, wirausahawan ingin mengetahui kapan keuntungan akan tercapai untuk mengetahui potensi finansial bagi usaha pemula. Analisa pulang-pokok adalah teknik untuk menentukan seberapa banyak satuan yang harus dijual atau seberapa banyak volume penjualan yang harus dicapai agar tercapainya posisi tidak rugi dan tidak untung. Berikut ini adalah unsur dasar dari analisa pulang-pokok: 
  1. Biaya tetap, adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. 
  2. Biaya variabel, adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. 
  3. Biaya total, adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi. 
  4. Pendapatan total, adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. 
  5. Keuntungan, adalah jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total yang dari produksi barang yang dijual. 
  6. Kerugian, adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut. 
  7. Titik pulang-pokok, adalah situasi dimana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya.  
Terdapat tiga bentuk dasar dari organisasi perusahaan, dimana masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. Jenis organisasi bisnis yang dipilih wirausahawan akan menentukan pola hubungan wirausahawan dengan berbagai badan pemerintah. Berikut ini adalah bentuk-bentuk dasar kepemilikan:
1. Pemilikan tunggal (firma). Merupakan bentuk organisasi bisnis kecil yang paling umum. Perusahaan dimiliki dan dijalankan oleh satu orang. 
A. Keuntungan 
  • Organisasi informal sudah cukup, dan kewajiban-kewajiban hukum yang harus dipenuhi hanya sedikit, dan cukup murah dalam pembentukannya. 
  • Pemilik tidak perlu membagi laba dengan siapapun. 
  • Biasanya bebas dari pengawasan pemerintah dan pajak khusus. 
B. Kerugian 
  • Pemilik memiliki kewajiban tidak terbatas dan bertanggung jawab penuh terhadap hutang perusahaan. 
  • Modal yang tersedia jauh lebih kecil. 
  • Sukar mendapatkan biaya jangka panjang. 
2. Kongsi. Merupakan asosiasi dari dua orang atau lebih, yang bertindak sebagai pemilik bersama dari sebuah bisnis. 
A. Keuntungan 
  • Formalitas hukum dan pengeluaran lebih sedikit dibandingkan dengan perseroan. 
  • Lebih mudah mendapatkan modal besar. 
  • Pengambilan keputusan dalam sebuah kongsi lebih luwes dibandingkan dengan perseroan.
B. Kerugian 
  • Terdapat kewajiban tak terbatas, paling sedikit bagi seorang rekanan. 
  • Kongsi akan berakhir kapan saja. 
  • Kepentingan pribadi seorang rekanan sukar dihapuskan. 
3. Perseroan. Merupakan sebuah badan hukum dan mempunya identitas yang terpisah dari para pemiliknya. 
A. Keuntungan 
  • Kewajiban pemilik saham terbatas pada jumlah saham. 
  • Pemilikan dengan mudah dapat dipindahkan dari satu orang ke orang lain. 
  • Mempunyai ekstensi hukum yang terpisah. 
  • Eksistensi perseroan relatif lebih stabil dan lebih permanen. 
B. Kerugian 
  • Kegiatannya dibatasi oleh akta pendirian dan berbagai hukum atau perundang-undangan. 
  • Banyak peraturan pemerintah yang harus diperhatikan. 
  • Memakan lebih banyak biaya dalam pembentukannya. 
  • Terdapat pajak-pajak lebih besar yang harus dibayar. 
Penyediaan sumber daya manusia yang semestinya adalah sangat penting bagi wirausahawan. Produktivitas semua organisasi kewirausahawan ditentukan oleh bagaimana sumber daya manusia berinteraksi dan bergabung untuk menggunakan sumber daya sistem manajemen. Untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirusahawan hendaknya mengikuti langkah-langkah berikut: 
  1. Perekrutan 
  2. Seleksi 
  3. Pelatihan 
  4. Penilaian hasil kerja 
Langkah pokok kedua yang terlibat dalam penyediaan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi kewirausahawan adalah seleksi. Seleksi adalah pemilihan individu untuk disewa dari semua individu-individu yang telah direkrut. Berikut ini adalah tahap-tahap dari proses seleksi: 
  1. Penyaringan pendahuluan dari rekaman, berkas data, dan lain-lain.
  2. Wawancara pendahuluan 
  3. Tes kecerdasan.
  4. Tes bakat.
  5. Tes kepribadian 
  6. Rujukan prestasi 
  7. Wawancara dianostik 
  8. Pemeriksaan kesehatan 
  9. Penilaian pribadi

Sumber:
 
Copyright © RPPB61294